Gaya Komunikasi – Angelus Cahaya Anak
Di Angelus – Cahaya Anak, kami percaya bahwa kata-kata menciptakan realitas.
Berkomunikasi dengan anak bukan sekadar bertukar informasi –
ini adalah alat penyembuhan, melalui mana kita dapat menyampaikan rasa aman, kepercayaan, dan martabat.
Dokumen ini adalah panduan untuk berbicara dengan anak-anak agar mereka merasakan:
"Di sini aku di rumah. Di sini aku didengar. Di sini aku aman."
1. Pilar Dasar Komunikasi Angelus
a. Kejelasan – kami berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami, sesuai usia.
b. Kelembutan – tanpa ironi, teriakan, atau ejekan.
c. Martabat – meski anak melakukan kesalahan, kami tidak mempermalukannya. Kesalahan adalah bagian alami dari proses belajar.
d. Undangan, bukan perintah – kami lebih memilih “Ayo kita lakukan bersama…” daripada “Lakukan sekarang!”
e. Diam sebagai bagian dari bahasa – kadang tak perlu kata-kata, cukup hadir.
2. Cara Menyapa dan Bahasa kepada Anak
-
Kami memanggil anak-anak dengan nama mereka, bahkan saat terjadi konflik – kami tetap menghormati identitas mereka.
-
Kami berbicara dengan lembut dan positif: misalnya “Tetap di dekatku” daripada “Jangan lari!”
-
Kami menghindari ancaman, sarkasme, perbandingan, dan manipulasi.
-
Contoh alternatif: “Kerjakan sekarang!” → “Ayo, kita lakukan bersama.”
3. Menanggapi Emosi Anak
-
Tangis: “Tidak apa-apa menangis. Aku di sini bersamamu.”
-
Marah: “Aku melihat kamu marah. Ceritakan padaku apa yang membuatmu kesal.”
-
Takut: “Aku mengerti kamu takut. Aku di sini bersamamu.”
4. Batasan Tanpa Hukuman dan Teriakan
-
Kami menjelaskan konsekuensi: “Jika kita tidak mencuci tangan, kita tidak bisa makan.”
-
Kami menyatakan “tidak” dengan tenang: “Tidak, ini tidak aman.”
-
Batasan kami sampaikan dengan hormat, bukan dengan rasa takut.
5. Topik Sulit: Kematian, Penelantaran, Trauma
-
Kami berbicara dengan jujur, sederhana, sesuai usia, dan dengan kasih sayang.
-
Kami tidak mengasihani, tetapi berempati: “Aku turut sedih kamu harus melewati itu. Aku di sini.”
-
Kami tidak membetulkan ingatan mereka – kami memberi ruang untuk berbicara atau hanya diam.
6. Komunikasi Antar Orang Dewasa
-
Kami tidak membicarakan anak di depannya seolah-olah ia tidak ada (“Dia selalu berbohong.”).
-
Kami tidak membicarakan orang dewasa lain secara negatif di depan anak-anak.
-
Di hadapan anak-anak, kami menggunakan bahasa kerja sama – bukan persaingan.
7. Kemanusiaan di Atas Kesempurnaan
Panduan ini bukan naskah yang harus dihafal.
Setiap orang punya cara bicara dan ekspresi sendiri.
Yang penting, anak-anak merasakan dalam kata-katamu rasa hormat, kasih sayang, dan kestabilan.
Gunakan bahasamu sendiri – tapi selalu ingat: setiap kata bisa menjadi obat, atau luka.
Penutup
Gaya komunikasi Angelus lebih dari sekadar aturan. Ini adalah jalan.
Lewat kata-kata yang kita pilih, anak-anak belajar bukan hanya untuk berbicara – tapi juga untuk merasakan.
Dan itu adalah hadiah terbesar yang bisa kita berikan.